Laman



Sabtu, 29 Januari 2011

Buncis


Buncis
(Phaseolus vulgaris L.)
Sinonim :
--
Familia :
Papilionaceae (Leguminosae).
Uraian :
Semak tegak atau membelit, parrjang 0,3-3 m. Daun penumpu tetap melekat lama. Anak daun bulat telur, dengan pangkal membulat, meruncing, kedua belah sisi berambut, 5-13 kali 4-9 cm. Tandan bunga duduk di ketiak, dengan 1-2 pasangan bunga. Tangkai tandan masif, setinggi-tingginya 6 cm, kerapkali Iebih pendek. Anak daun pelindung di bawah kelopak panjang 3-9 mm. Kelopak tinggi 5-8 mm, gigi yang teratas sangat pendek. Mahkota hampir selalu putih, menjadi kuning, kadang-kadang ungu; bendera pada pangkalrrya dengan 2 telinga; lunas memutar kurang dari 2 kali; sayap berkuku panjang. Benang sari bendera Iepas, lainnya bersatu. Tangkai putik dekat ujung berjanggut. Polongan sangat berubah bentuk dan ukuran. Biji putih, kuning, merah, lila, coklat atau hitam. Keping biji dari tanaman kecambah muncul di atas tanah. Dari Amerika; banyak ditanam. Catatan: Biji dan buah dijumpai dalam banyak variasi dan diperdagangkan dengan nama yang sangat berbeda sebagai sayuran, buncis coklat dan putih, buncis spercie dan snijbonen, buncis peluru dan kievitsbonen, dsb. Bagian yang Digunakan Buah dan Biji.

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Phaseoli Semen, Fabarum Semen; Buncis. Phaseoli Fructus, Phaseoli Legumina; Buah Buncis.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
KHASIAT Diuretik.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
Kencing manis.
Pelancar ASI.

RAMUAN DAN TAKARAN

Kencing Manis
Buah Buncis 250 gram, dikukus.
Dimakan sebagai lalap tiga kali sehari, tiap kali makan 250 gram.

Komposisi :
Alkaloid, flavonoida, saponin, triterpenoida, steroida, stigmasterin, trigonelin, arginin, asam amino, asparagin, kholina, tanin, fasin (toksalbumin), zat pati, vitamin dan mineral.

Sumber : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=279

Buah Nona


Buah Nona
(Annona reticulata L.)
Sinonim :
Annona asiatica Lour. Annona longifolia Sesse et Moc.
Familia :
Annonaceae (Anacardiaceae).
Uraian :
Pohon atau perdu, tinggi 3-7 m, semua bagian jika diremas berbau kuat. Daun memanjang sampai bentuk Ianset, 9-30 kali 3,5-7 cm, cukup lemas, tepi rata. Bunga dalam karangan yang pendek, berbunga 2-10. Daun kelopak waktu kuncup tersusun secara katup, segitiga kecil, pada pangkalnya bersatu. Daun mahkota terluar berdaging sangat tebal, 2-3 cm panjangnya, dari dalam putih kekuningan, dengan pangkal berongga akhirnya ungu. Daun mahkota yang dalam sangat kecil. Dasar bunga meninggi. Benang sari banyak, putih. Penghubung ruang sari di atas ruang sari melebar, dan menutup ruangnya. Bakal buah banyak. Kepala putik boleh dikatakan duduk. Buah majemuk lebih kurang bentuk bola, garis tengah 5-12 cm; anak buah khususnya dengan ujung datar, juga pada waktu masak masih berhubungan. Biji coklat hitam. Daging buah putih kotor. Pohon buah dari Hindia Barat. Bagian yang Digunakan Biji, buah muda, dan daun.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Buwah nona, Buah nona kapri, Jambu nona. Serba rabsa (Aceh); Buwah unah (Lampung); Manowa, Nona (Sunda); Kanowa, Kemulwa, Kluwa (Jawa); Buwah nyonya (Ambon). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Annonae reticulatae Semen; Biji Buah Nona. Annonae reticulatae Folium; Daun Buah Nona.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Kelat, menetralkan, dan beracun. KHASIAT Biji: Insektisida. Daun: Anti inflamasi dan antelmintik.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
Biji: Kutu kepala (obat luar).
Daun:
1.Sariawan.
2.Obat cacing.

Buah muda:
1.Disentri.
2.Mencret.
3.Obat cacing.

RAMUAN DAN TAKARAN
Obat Cacing
Ramuan:
Daun Buah Nona segar  4 gram
Air  110 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum sehari 1 kali 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang selama 4 hari.

Sariawan
Ramuan:
Daun Buah Nona segar  4 gram
Daun Sirih segar  3 helai
Daun Saga  4 gram
Air  110 ml
Serbuk gips (ditambahkan setelah ramuan dingin)  6 gram

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang selama 7 hari.

Komposisi :
Tanin, alkaloid anonaina, dan retikulina.

Sumber  : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=278

Buah Makasar


Buah Makasar
(Brucea javanica [L.] Merr.)
Sinonim :
B. amarissima, Desv., B. gracilis DC., B. sccnaatrana Roxb., Goraus amarissima Lour., Lus. sa arnarissirna O. Ktze., Rlzus javanica L.
Familia :
Simaroubaceae.
Uraian :
Buah makasar tumbuh liar di hutan, kadang-kadang ditanam sebagai tanaman pagar: Buah Makasar tumbuh pada ketinggian 1-500 m dpl. Perdu tegak, menahun, tinggi 1-2,5 m, berambut halus warna kuning. Daunnya berupa daun majemuk menyirip ganjil, jumlah anak daun 5-13, bertangkai, letak berhadapan. Helaian anak daun berbentuk lanset memanjang, ujung meruncing, pangkal berbentuk baji, tepi bergerigi kasar, permukaan atas berwarna hijau, permukaan bawah berwarna hijau muda, panjang 5-10 cm, lebar 2-4 cm. Bunga majemuk berkumpul dalam rangkaian berupa malai padat yang keluar dari ketiak daun, warna ungu kehijauan. Buahnya buah batu berbentuk bulat telur, panjang sekitar 8 mm, jika sudah masak berwarna hitam. Bijinya bulat, berwarna putih. Di Indonesia, buahnya disebut biji makasar. Buah makasar dapat diperbanyak dengan biji.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: dadih-dadih, tambar sipago, t. sipogu, t. bui, malur, sikalur, belur. Jawa: kendung peucang, ki padesa, kuwalot, trawa!ot, walot (Sunda), kwalot (Jawa). Sulawesi: tambara marica (Makasar). Maluku: nagas (Ambon). NAMA ASING Ya dan zi (C), false sumac, java brucea fruit (I). NAMA SIMPLISIA Bruceae Fructus (buah makasar).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasanya pahit, sifatnya dingin, beracun (toksik), masuk meridian usus besar. Khasiat buah makasar dapat membersihkan panas dan racun, menghentikan perdarahan (hemostatis), membunuh parasit (parasiticic), antidisentri, dan antimalaria. Khasiat daun makasar dapat membersihkan panas dan racun. Buah makasar mengandung zat aktif, seperti asam oleat, bruceine, dan yatanoside A & B, yang berkhasiat antikanker pada Ehrlich ascitic cancer, sarcoma 37' sarcoma 180' cervix cancer 14' Walker carcinoma, 56, leucemia1,lo, dan leucemia3g8. Pada binatang, menghambat sintesa DNA sel kanker, meningkatkan daya fagositosis makrofag, serta membentuk sel darah dalam sumsum tulang. Penelitian daya antelmintik sari buah makasar terhadap cacing Ascaridia galli (cacing gelang ayam) secara in vitro dengan air rebusan 10% b/v ekstrak etanol dan fraksi sisa, menunjukkan hasil yang nyata. Artinya, sari buah makasar memiliki khasiat sebagai antelmintik. Pada takaran 20 ml air rebusan 10% b/v, 150 mg ekstrak etanol, dan 150 mg fraksi sisa, masing-masing dilarutkan dengan glukosa salin 5% menjadi 100 ml memberikan daya antelmintik yang tidak berbeda nyata dengan 32 mg piperasin sitrat yang dilarutkan dengan glukosa saline 5% menjadi 100 ml (Noverman, Jurusan Farmasi, FMIPA UNAND, 1990).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah buah. Setelah buah dikumpulkan, bagian yang keras dibuang untuk diambil isinya. Selain buah, daun dan akar juga berkhasiat sebagai obat.

INDIKASI
Buah digunakan untuk pengobatan:
malaria,
disentri amuba, diare kronis akibat terinfeksi Trichomonas sp.,
keputihan,
wasir (hemoroid),
cacingan (nematoda, taemia),
papiloma di pangkal tenggorokan (laring), pita suara, liang telinga luar, dan gusi,
kanker pada kerongkongan (esofagus), lambung, rektum, paru-paru, leher rahim (serviks), dan kulit.

Akar digunakan untuk pengobatan:
malaria, dernam,
keracunan makanan.

Daun digunakan untuk mengatasi: sakit pinggang.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, giling 1,5-2 g isi buah makasar (kira-kira 10-15 biji) sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Ramuan ini diminum setelah makan. Lakukan 2-3 kali sehari.
Pemakaian luar digunakan untuk menyembuhkan penyakit kutil (warts) dan mata ikan" (corns) di kaki. Pemakaian ramuan ini harus hati-hati supaya tidak mengenai kulit normal di sekitarnya. Daun buah makasar yang digiling halus dapat digunakan untuk mengompres bagian tubuh yang bengkak, akibat terbentur atau terpukul (memar) benda keras. Selain dapat menyembuhkan penyakit, ramuan ini dapat digunakan untuk mengusir belatung.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Disentri amuba
Giling 10-15 buah makasar sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Minum ramuan ini sekaligus setelah makan. Lakukan sehari 3 kali, selama 7-10 hari.

Disentri, air kemih dan tinja berdarah karena panas
Giling 25 buah makasar (maksimal 50 buah) sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Minum ramuan ini sekaligus dengan larutan air gula batu.

Malaria
Ambil isi buah makasar, kira-kira 10 buah, lalu giling sampai halus. Masukkan ke dalam kapsul, lalu minum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari selama 3 hari. Selanjutnya, dosis dikurangi setengahnya (5 buah) dan minum selama 5 hari.
Cuci 15-20 g akar buah makasar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya slap untuk diminum. Lakukan sehari dua kali, masing-masing 1/2 gelas.

Komposisi :
Buah makasar mengandung alkaloid (brucamarine, yatanine), glikosida (brucealin, yatanoside A dan B, kosamine), dan phenol (brucenol, bruceolic acid). Bijinya mengandung brusatol dan bruceine A, B, C, E, F, G, H. Daging buahnya mengandung minyak lemak, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam palmitoleat. Buah dan daunnya mengandung tanin.

Sumber : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=208

Brotowali


Brotowali
(Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t)
Sinonim :
Tinospora rumphii, Boerl. T. tuberculata Beumee. Cocculus crispus, DC. Menispermum verrucosum. M.crispum, Linn. M.tuberculatum, Lamk.
Familia :
Menispermaceae
Uraian :
Tumbuhan liar di hutan, ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat. Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung lancip, panjang 7 - 12 cm, lebar 5 - 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu. Diperbanyak dengan stek.

Nama Lokal :
Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); Andawali (Sunda), Antawali (Bali); Shen jin teng (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Demam, Nafsu makan, Kencing manis;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI : Batang.

KEGUNAAN :
1. Rheumatic arthritis, rheumatik sendi pinggul (sciatica), memar.
2. Demam, merangsang nafsu makan, demam kuning.
3. Kencing manis.

PEMAKAIAN : 10 - 15 gr ,  rebus , minum.

PEMAKAIAN LUAR   : Air rebusan batang brotowali dipakai untuk cuci koreng, kudis, luka-luka.

CARA PEMAKAIAN  :
1. Rheumatik :
    1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya, direbus
    dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas.  Setelah dingin
    disaring, ditambah madu secukupnya, minum.  Sehari 3 x 1/2 gelas.

2. Demam kuning (icteric)  :
    1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3
    gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Diminum dengan madu
    secukupnya. Sehari 2 x 3/4 gelas. 

3. Demam :
    2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air, sampai menjadi 1
    gelas.  Setelah dingin, diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2x
    1/2 gelas.

4. Kencing manis :
    1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4
    jari ± 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus
    dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah makan,
    sehari 2 X 1 gelas.

5. Kudis (scabies) :
    3  jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan
    ditumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai
    untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari 2 x.

6. Luka  :
    Daun brotowali ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti 2 x
    perhari.  Untuk mencuci luka, dipakai air rebusan batang brotowali.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Pahit, sejuk. Menghilangkan sakit (Analgetik), penurun panas (antipiretik), melancarkan meridian. KANDUNGAN KIMIA : Alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid,zat pahit pikroretin, harsa, berberin dan palmatin. Akar mengandung alkaloid berberin dan kolumbin.

Sumber : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=28

Brokoli


Brokoli
(Brassica oleracea var. italica)
Sinonim :
Brassica oleracea var botrytis subvar.cymosa
Familia :
cruciferae (brassicaceae)
Uraian :
Brokoli tergolong ke dalam keluarga kubis-kubisan dan termasuk sayuran yang tidak tahan terhadap udara panas. Akibatnya, brokoli cocok ditanam di dataran tinggi yang lembap dengan suhu rendah, yaitu di atas 700 m dpl. Sayuran ini, juga tidak tahan terhadap hujan yang terus-menerus. Jika hal ini terjadi, tanaman brokoli menjadi kekuning-kuningan dan jika membusuk warnanya berbintik-bintik hitam. Daun dan sifat pertumbuhan brokoli mirip dengan bunga kubis. Bedanya, bunga brokoli berwarna hijau dan masa tumbuhnya lebih lama dari kubis bunga. Brokoli tersusun dari bunga-bunga kecil yang berwarna hijau, tetapi tidak sekompak bunga kubis. Demikian pula dengan tangkai bunganya yang lebih panjang. Dibandingkan dengan kubis bunga, setelah direbus tekstur brokoli akan terasa lebih lunak. Panen bunga brokoli dilakukan setelah umurnya mencapai 60-90 hari sejak ditanam, sebelum bunganya mekar, dan sewaktu kropnya masih berwarna hijau. Jika bunganya telah mekar, tangkai bunganya akan memanjang dan keluarlah kuntum-kuntum bunga berwarna kuning. Untuk disantap, perlu dimasak selama beberapa menit saja. Pemasakan yang terlalu lama akan mengurangi khasiat brokoli. Brokoli dapat diperbanyak dengan biji.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Brokoli Nama asing Broccoli (I). Nama simplisia Brassicae oleraceae Flos (bunga brokoli).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat dan Khasiat Bunga brokoli akan mempercepat proses penyembuhan setelah sakit berat.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan adalah bunga.

INDIKASI
Bunga digunakan untuk pengobatan :
§mempercepat penyembuhan, serta
§mencegah dan menghambat perkembangan sel kanker.

CARA PEMAKAIAN
Brokoli dimakan sebagai sayuran rebus atau dimasak dengan sayuran lain dengan porsi secukupnya.

CONTOH PEMAKAIAN
Mempercepat penyembuhan penyakit
Sediakan brokoli segar ukuran sedang, lalu potong-potong seperlunya. Selanjutnya, cuci dan rebus sebentar. Harus diperhatikan bahwa perebusan yang terlalu lama akan merusak zat berkhasiatnya. Setelah direbus, brokoli dapat dikonsumsi bersama nasi.
Komposisi :
Brokoli mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, zat besi, vitamin (A, C, E, tiamin, riboflavin, nikotinamide), kalsium, beta karoten, dan glutation. Selain itu, brokoli mengandung senyawa sianohidroksibutena (CHB), sulforafan, dan iberin yang merangsang pembentukan glutation. Kandungan zat berkhasiatnya, yaitu sulforafan yang dapat mencegah penyakit kanker.

Sumber : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=207

Brojo Lintang


Brojo Lintang
(Belamcanda chinensis (L.) DC.)
Sinonim :
Belamcanda punctata Moenich. Pardanthus chinensis (L.) Ker. Gawl.
Familia :
Iridaceae.
Uraian :
Semak yang tegak dengan akar rimpang yang merayap; 1-1,5 m tingginya. Daun jelas 2 baris, dengan pangkal yang membelah berbentuk pelepah tinggi, bentuk garis atau lanset yang miring, hijau kebiruan, bertepi transparan, yang terendah 30-60 kali 2-4 cm, yang tinggi kecil dan agak berjarak. Batang bercabang hingga berbentuk malai rata, hanya pada ujung batang ada bunganya. Seludang bunga kecil, berbunga 6-12. Anak tangkai bunga 2-4 cm, tidak rontok. Daun tenda bunga berkuku, memanjang, panjang 2,5-3,5 cm, dari luar kuning dengan tepi oranye, dari dalam oranye dengan noda merah tua; 3 yang terluar yang terbesar, pada pangkalnya ada alur madu yang ungu tua. Bakai buah berparuh pendek. Tangkai putik lebih panjang dari pada benang sari, tidak bercabang lagi. Buah di Jawa jarang berkembang, memanjang, persegi 3 beralur, pecah menurut ruang berkatup 3, tinggi 12 cm. Dari Asia Timur; tanaman bias, juga liar; 1-2.000 m. Bagian yang Digunakan Akar.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Brojo lintang, Jamaka, suliga (Sunda), Semprit, wordi (jawa), Karimenga kulo, katna, ketep, ketew, kiris (minahasa) NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Belamcandae chinensidis Radix; Akar Brojo Lintang.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan agak beracun. KHASIAT Anti inflamasi, antipiretik, ekspektoran, stomakik, dan purgatif.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
-Asma.
-Batuk.
-Napas dan mulut bau.
-Pencernaan tidak baik.
-Radang amandel.
-Radang kerongkongan.

RAMUAN DAN TAKARAN

Batuk atau Asma
Ramuan:
Akar Brojo Lintang    5 gram
Kayu Masoyi            3 gram
Daun Sirih segar      2 helai
Herba Patikan Kebo segar   5 gram
Air   110 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau dipipis.

Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang selama 14 hari. Untuk pemeliharaan pengobatan diulang 2 kali seminggu, tiap kali minum 100 ml.

Radang Amandel atau Radang Kerongkongan
Ramuan:
Akar Brojo Lintang    5 gram
Buah Adas     1 gram
Rimpang Nyamplung    2 gram
Daun Sirih segar    2 helai
Air   100 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus.

Cara pemakaian:
Untuk berkumur 2 kali sehari, tiap kali 50 ml, bila perlu dapat diencerkan dengan air hangat.

Lama pengobatan:
Diulang selama 14 hari.

Peringatan
Tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
Komposisi :
Glikosida skekanin, belamkandin, dan iridin.

Sumber : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=277

Boroco


Boroco
(Celosia argentea Linn.)
Sinonim :
Celosia linearis, Sweet. Celosia magaritacea, Linn.
Familia :
Amaranthaceae
Uraian :
Tumbuh tegak, tinggi 30 - 100 cm. Tumbuh liar di sisi jalan, pinggir selokan, tanah lapang yang terlantar. Batang bulat dengan alur kasar memanjang, bercabang banyak, warna hijau atau merah. Daun ada yang wama hijau dan ada yang warna merah, bentuk bulat telur memanjang, ujung lancip, pinggir bergerigi halus hampir rata. Bunga bentuk bulir panjang 3 10 cm, warna merah muda/ungu, biji hitam agak cerah, bunga tumbuh di ujung-ujung cabang.

Nama Lokal :
Bayam ekor belanda, Bayam kucing, Kuntha, Baya kasubiki; Qing xiang zi (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang mata, Hipertensi, Muntah darah, Keputihan, Disentri; Obat cuci mata, Infeksi saluran kencing;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Biji, bunga dan seluruh tanaman, keringkan di bawah sinar matahari untuk disimpan.

KEGUNAAN:
Biji      :  - Infeksi mata = mata merah (Acute conjunctivitis).  
             - Radang kornea mata (Keratitis)
             - Infeksi dalam mata (Chronic uveitis)
             - Tekanan darah tinggi (Hipertensi).

Bunga :  - Muntah darah (Hematemesis)
             - Keputihan (Leucorrhoe)
             - Obat cuci mata.

Seluruh tumbuhan : - Buang air besar lendir dan darah (Disentri)
                             - Infeksi saluran kencing (Urinary tract.
                               infection)

PEMAKAIAN:
Biji    : 10 - 30 gram 
bunga : 30 - 60 gram. ... direbus.
Seluruh tumbuhan : 30 - 60 gram.

CARA PEMAKAIAN:
1. Keratitis:
    Biji boroco 15 gram, hati ayam secukupnya direbus, dimakan.

2. Hipertensi:
    Biji boroco 30 gram, 1 gelas air rebus menjadi 1/2 gelas air, dibagi
    menjadi 2 (dua) kali minum.

3. Muntah darah:
    Bunga boroco segar 30 - 60 gram ditambah daging secukupnya
    rebus menjadi soup, makan.

4. Sebagai obat luar:
    Bunga direbus, airnya untuk cuci mata (setelah disaring dengan
    kertas saring/kapas).

5. Keputihan:
    60 gram bunga ditambah 60 gram daging, direbus, minum air dan
    dagingnya.

PERHATIAN :
CONTRA INDIKASI pada tekanan bola mata yang meninggi (Glaucoma).

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, sejuk, pengobatan radang mata dan tekanan darah tinggi (Hipertensi).

Sumber : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=27

Blustru


Blustru
(Luffa cylindrica [L.] Roem.))
Sinonim :
L.aegyptica Mill., L. pentandra Roxb., L. cattupincinna Ser., L. faetida Sieb. et Zucc., L. petola Ser., Momordica cylirzdrica L.
Familia :
cucurbitaceae.
Uraian :
Umumnya, blustru ditanam di ladang, dirambatkan pada pagar halaman sebagai tanaman sayur, atau tumbuh liar di semak, tepi sungai, dan pantai. Terna semusim, panjang batangnya dapat mencapai 2-10 m, memanjat dengan sulur-sulur (alat pembelit) yang keluar dari ketiak daun. Daun tunggal, panjang tangkai daun 4-9 cm, letak berseling. Helaian daun bulat telur melebar, berlekuk menjari 5-7 buah, pangkal daun berbentuk jantung, tulang daun menonjol di bawah, warna permukaan atas daun hijau tua, warna permukaan bawah daun hijau muda, panjang 6-25 cm, lebar 7,5-27 cm. Bunga berkelamin tunggal, terdapat dalam satu pohon. Mahkota bunga berwarna kuning. Buah tergantung atau tergeletak di atas tanah, bentuknya silindris atau bulat memanjang, panjang 10-50 cm, dengan garis tengah 5-10 cm, jika sudah tua berwarna cokelat. Bagian dalam buah yang sudah masak terdapat anyaman sabut yang rapat. Bijinya gepeng dengan tepi berbentuk sayap, licin, berwarna hitam. Buah muda dapat disayur, sedang daun muda dapat digulai atau dibotok. Sabutnya dapat digunakan untuk mencuci perabotan rumah tangga.Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sumatera: blustru (Melayu),- hurung jawa, ketola, timput (Palembang). Jawa: lopang, oyong (Sunda), bestru, blestru, blustru (Jawa). Maluku: dodahala (Halmahera), petola panjang, p. cina. NAMA ASING: Si gua luo (C), patola, taboboc (Tag.), sponskomkommer, zeefkomkommer (B), sponge gourd, gourd towel, loofah (I). Nama simplisia Retinervus Luffae Fructus (sabut buah blustru), Luffae Folium, (daun blustru).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat dan Khasiat Buah blustru rasanya manis, sifatnya sejuk, masuk meridian hati, lambung, dan ginjal. Buah blustru berkhasiat sebagai peluruh dahak, penghenti perdarahan (hemostatis), pencahar ringan (laksatif), serta membersihkan panas (panas yang teraba maupun perasaan panas di dalam) dan racun. Biji blustru rasanya pahit, sifatnya dingin, dan beracun. Biji blustru berkhasiat untuk menghilangkan panas, peluruh kencing (diuretik), perangsang muntah (emetik), pencahar, pemberantas cacing perut (antelmintik), peluruh haid, dan merangsang pengeluaran ASI (laktagoga). Daun berkhasiat untuk membersihkan darah dan peluruh haid. Bunga blustru rasanya manis, sedikit pahit, dan sifatnya dingin. Sabut rasanya manis, sifatnya netral, masuk meridian paru, lambung, dan hati. Sabut berkhasiat sebagai peluruh dahak, penghilang rasa nyeri (analgesik), antirematik, serta melancarkan sirkulasi darah dan saraf. Akar rasanya manis, sifatnya netral, berkhasiat melancarkan sirkulasi darah dan menghilangkan bengkak. Batang rasanya pahit, sifatnya dingin, beracun, masuk meridian jantung, limpa, dan ginjal. Batang berkhasiat melancarkan sirkulasi darah dan antelmintik. Ekstrak daun blustru 10% dapat meningkatkan kontraksi rahim marmot yang terpisah dibandingkan dengan efek .sekole kornutum. Peningkatan tersebut bukan disebabkan oleh adanya ion Ca, Na, dan K yang terdapat dalam ekstrak daun blustru (Astuti, FF WIDMAN, 1989). Perasan, infus, dan ekstrak etanol buah blustru dapat merighambat motilitas clan viabilitas spermatozoa manusia normal in vitro (Hesti Sila Rahayu, Jurusan Biologi Farmasi, FF UNAIR, 1992). Pemberian isolat biji blustru berpengaruh dalam proses terhambatnya pembentukan sperma (spermatogenesis) mencit (Hari Dwi Mulyani, Jurusan Biologi Farmasi, FF UNAIR, 1992).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah seluruh bagian tumbuhan, seperti buah, kulit buah, tangkai buah, biji, sabut, daun, bunga, batang, dan akar.

INDIKASI
Buah digunakan untuk mengatasi: 
demam, rasa haus, batuk sesak,  keputihan,haid tidak teratur, air susu ibu (ASI) tidak lancar, sukar buang air besar,perdarahan, seperti air seni berdarah, mimisan, dan bisul.

Biji digunakan untuk mengatasi :
muka,tangan, dan kaki bengkak (edema),  batu saluran kencing, cacingan, sakit pinggang, dan  wasir.

Daun digunakan untuk mengatasi: 
sesak napas, tidak datang haid (amenore),  radang testis (orkitis), luka bakar, bisul, kurap, dan  digigit ular.

Kulit buah digunakan untuk mengatasi:
bisul, abses daerah rektum (ujung usus besar), dan  luka.

Bunga digunakan untuk mengatasi:
batuk disertai sesak, sakit tenggorokan, sinusitis, wasir, dan  bisul.

Sabut digunakan untuk mengatasi:
sakit dada, sakit perut, sakit pinggang,  rematik sendi, pegal linu, batuk berdahak,  tidak datang haid,  payudara bengkak,  air susu ibu (ASI) sedikit,  wasir, radang buah zakar (orkitis), dan  bisul.

Arang dari sabut digunakan untuk :
menghentikan perdarahan, seperti perdarahan diluar haid, air seni berdarah, dan berak darah.

Akar digunakan untuk mengatasi: 
migrain,sakit pinggang, sakit tenggorokan,  bisul yang tidak mau pecah, dan  payudara bengkak (mastitis).

Batang digunakan untuk mengatasi: 
rasa baal, haid tidak teratur, hidung berlendir, dan  bengkak (edema).

Tangkai buah digunakan untuk pengobatan: 
cacar air pada anak-anak.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, ramuan dapat dibuat dengan cara berikut.
Rebus atau bakar 100-150 g buah segar atau 10-15 g buah kering (buah yang dibakar sampai menjadi serbuk).
Rebus atau gongseng 5-10 g biji, lalu giling sampai menjadi serbuk.
Rebus atau giling 50-150 g daun segar. Daun yang digiling, kemudian diperas dan air perasannya diminum. Cara lain, keringkan daun, lalu giling sampai menjadi serbuk.
Rebus 10-15 g bunga.
Rebus atau panggang 10-15 g sabut. Sabut yang dipanggang, lalu giling sampai menjadi serbuk.
Rebus 50-150 g akar segar atau 5-15 g akar kering. Selain direbus, akar kering dapat digiling sampai menjadi serbuk.
Rebus 50-100 mg batang atau untuk dikeringkan dijadikan serbuk.

Untuk pemakaian luar, oleskan air perasan buah segar ke tempat yang sakit. Selain itu, pengobatan dapat juga dilakukan dengan cara membubuhkan serbuk buah kering, biji, daun kering, sabut, atau batang di tempat yang sakit. Air rebusan daun atau akar dapat digunakan untuk mencuci luka. Kulit buah yang dipanggang sampai kering, lalu digiling halus dan ditambahkan arak secukupnya, dapat dioleskan ketempat yang sakit. Bunga segar yang digiling halus dapat ditempelkan ke tempat yang sakit.

CONTOH PEMAKAIAN
a.  Haid tidak teratur
Cuci buah blustru sebesar 4 jari sampai bersih, lalu parut. Tambahkan 1/2 cangkir air masak dan seujung sendok teh garam halus sambil diremas. Setelah tercampur rata, ramuan tadi diperas clan disaring. Air yang terkumpul diminum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali.

b.  Pelancar ASI
Masak buah blustru clan daun katuk menjadi sayur bening dan dapat dikonsumsi bersama nasi.

c.  Sakit pinggang
1. Gongseng biji blustru secukupnya sampai hangus, lalu giling sampai halus dan masukkan ke dalam stoples. Jika akan digunakan, ambil sebanyak 10 g lalu masukkan ke dalam 1/2 seloki arak. Aduk merata, lalu endapkan. Airnya diminum sekaligus, sedangkan ampasnya dibubuhkan ke bagian pinggang yang sakit.
2. Cuci akar blustru secukupnya, lalu bakar dengan dialasi genting. Setelah kering, giling akar sampai menjadi serbuk dan masukkan ke dalam stoples. Setiap kali pemakaian, ambil 10 g serbuk, lalu masukkan ke dalam 1/2 seloki arak hangat dan minum sekaligus.

d.  Sesak napas
Cuci S lembar daun blustru muda yang masih segar sampai bersih. Selanjutnya, asapkan sebentar dan makan bersama nasi sebagai lalap. Lakukan sehari 2 kali.

e. Batuk disertai sesak
Cuci 10-15 g bunga blustru sampai bersih, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai t

Komposisi :
Buah mengandung saponin triterpen, luffein (zat pahit), citrulline, dan cucurbitacin. Getah mengandung saponin, lendir, lemak, protein, xylan, dan vitamin (B dan C). Biji mengandung minyak lemak, squalene, a-spinasterol, cucurbitacin B, dan protein. Bunga mengandung glutamin, asam aspartat, arginin, lisin, dan alanin. Sabut mengandung xylan, xylose, mannosan, galactan, saponin, selulosa, galaktosa, manitosa, dan vitamin (A, B, dan C). Daun dan batang mengandung saponin dan tanin. Luffein berkhasiat sebagai pencahar ringan dan saponin triterpen mempunyai aktivitas spermatisidal (membunuh sperma) sehingga dapat dikembangkan sebagai obat kontrasepsi (program keluarga berencana).

Sumber : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=206